Tingkatkan Semangat Belajar Siswa Bersama Indonesia
Reading Revolution
Madrasah
Ibtidaiyah Nahdlatul Ulama (MINU) Waru 1
terletak di desa kureksari kecamatan Waru kabupaten Sidoarjo. MINU Waru 1 merupakan salah satu sekolah
islam unggulan berstandar international di wilayah kecamatan Waru.
Sekolah
dengan basis keagaman yang kuat dan model pembelajaran yang modern sesuai
perkembangan zaman ini dijadikan tujuan utama warga kecamatan waru sebagai
tempat bersekolah dan belajar anaknya.
"Pendaftaran
murid baru di sekolah ini hanya berlangsung satu hari saja" ucap Bu
Latifah, kepala madrasah waru 1 ini.
"Pendaftaran dibuka jam 8 pagi dan jam 1 siang formulir sudah habis.
Tentunya, kami sangat senang dan
berterimakasih kepada warga wilayah Waru yang telah mengapresiasi dengan baik
dan mempercayai sekolahan kami" tambahnya.
Minu
Waru 1 memiliki beberapa program unggulan yaitu friday and clean, parents day, dan bilingual class. Selain itu
sekolah ini juga bekerjasama dengan Indonesia Reading Revolution bersama
Mr Asoka.
Kerjasama
ini berawal dari keinginan para guru agar minat membaca siswa dan kemampuan
sosialisasinya bertambah, mereka
mengadakan semacam outdoor learning di Malang.
Namun karena dirasa membutuhkan biaya yang banyak sehingga pihak sekolah
memutuskan untuk tidak melanjutkan acara itu. Kemudian sekolah menemukan info
tentang Indonesia Reading Revolution
dan mulai bergabung.
Kegiatan
ini awalnya hanya sharing yang berisi
ajakan untuk membaca buku, namun
kemudian Mr. Asoka membawa temannya turis asing yang berasal dari Inggris untuk
datang ke sini.
"Pertamanya
Mr. Asoka datang membawa buku cerita bergambar dan mengajak murid-murid disini
untuk rajin membaca buku . Selanjutnya beliau datang lagi dengan membawa
temannya seorang turis yang berasal dari Negara Inggris, dari sini juga
murid-murid bisa belajar conversation
secara langsung ." Ucapnya.
Bu
Latifah itu juga mengatakan bahwa antusias murid-murid MINU Waru 1 sangat
senang, ketika diberitahu kalau besok tim Indonesia
Reading Revolution akan datang mereka langsung membuat
pertanyaan-pertanyaan yang akan ditanyakan.
Beliau
menyampaikan biasanya yang bertanya itu rata-rata dari kelas 4 sampai kelas 6,
karena bahasa inggrisnya susah banyak yang dikuasai. Selain itu murid-murid
kelas 1 sampai 3 juga masih banyak yang malu-malu ketika disuruh bertanya.
Mereka juga belum begitu kritis,
terkadang pertanyaan yang hendak ditanyakan sudah ditanyakan terlebih
dahulu oleh kakak kelasnya.
Hal
serupa juga disampaikan oleh Aurel, Salah satu siswa MINU Waru 1 yang duduk
dikelas 3. Ia mengatakan senang dengan kedatangan mereka.
"Senang
sekali , kita, bisa belajar bahasa inggris secara langsung" Ungkap gadis
cantik berkulit putih ini.
Ketika
ditanya mengenai perasaannya waktu memberikan pertanyaan. Ia mengaku kalau dulu ia masih takut dan
malu-malu.
"Iya
dulu pertamanya malu dan takut, tapi
sekarang tidak. Saya sudah beberapa kali memberikan pertanyaan. "
Pungkasnya.